Man United dan Julukan 'Raja Comeback' yang Wajib Diwaspadai AS Roma
Scott McTominay, gelandang Man United, menyebut alasan mengapa Setan Merah adalah raja ‘Comeback’. Ia menyoroti nasihan sang pelatih, Ole Gunnar Solskjaer.
“Pesan dari pelatih jelas, yakni kami harus tenang, tak perlu panik, dan kami hanya tertinggal satu gol. Kami telah berada di posisi ini (tertinggal) sebelumnya.
“Kami tahu bahwa kami memiliki karakter hebat di tim dan memiliki pemain yang berduel melawan tim yang hebat,” tutur McTominay.
Dalam 31 laga Liga Inggris, Man United telah tertinggal terlebih dulu sebanyak 14 kali di mana sembilan di antaranya mampu diubah menjadi kemenangan.
-Kemampuan membalikkan keadaan yang ditunjukkan Man United bak sebuah isyarat bahwa saat ini Setan Merah memiliki mental juara.
Hal ini berbeda dengan AS Roma yang malah terlihat melempem saat unggul terlebih dahulu. Di musim ini, tak terhitung berapa kali Il Lupi harus menyerah di akhir laga saat telah unggul.
-Sebagai contoh, saat melawan Atalanta di pertemuan pertama, AS Roma yang mampu mencetak gol terlebih dahulu harus menerima kekalahan di akhir laga dengan skor 1-4.
Lalu saat melawan Inter Milan, AS Roma yang unggul di awal-awal laga malah harus rela bermain imbang 2-2 di akhir laga.
Apa yang terjadi tersebut bukan menandakan bahwa AS Roma tak memiliki mental juara. Namun, Il Lupi terlihat rapuh dalam memanfaatkan keunggulan dan kerap kehilangan konsentrasi.
Kelemahan ini bisa saja dieksploitasi dengan baik oleh Man United. Hanya saja, maukah Setan Merah menerima keadaan dalam posisi tertinggal terlebih dahulu?
Dengan keinginan menghapus kutukan di semifinal, Solskjaer tentu berharap Man United tak perlu repot-repot harus ‘Comeback’ untuk meraih kemenangan.
Apalagi, laga yang akan dijalani adalah laga Eropa yang mengandalkan aturan gol tandang dan agregat gol sehingga akan membahayakan jika membiarkan lawan mencetak gol di laga tandangnya.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom