Pertama ada Nottingham Forest yang pernah mengejutkan Eropa saat mereka berhasil menjadi juara Liga Champions. Bukan hanya sekali, mereka berhasil menjadi juara dengan status back to back pada edisi 1978/79 dan 1979/80.

Otak di balik kejutan yang dilakukan oleh Nottingham Forest adalah pelatih Brian Clough. Pria Inggris bertangan dingin itu sukses mengangkat Nottingham Forest yang awalnya hanya tim kecil di divisi bawah Inggris menjadi juara Liga Champions dua kali berturut-turut.

Kini nama Nottingham Forest menjadi asing bagi pecinta sepak bola masa kini karena mereka sudah lama tidak pernah main lagi di Liga Primer Inggris.

© UEFA.com

Brian Clough saat memenangi Liga Champions bersama Nottingham Forest.

Stade de Reims

Sebelum Paris Saint-Germain menjadi raksasa Prancis saat ini, ada tim lain yang tak kalah hebat yaitu Stade de Reims. Klub kecil dari Prancis ini masuk ke final Liga Champions di edisi 1956 dan 1959.

Namun di dua kesempatan itu, Reims rupanya selalu menelan kekalahan dari tim yang sama yaitu Real Madrid. Reims saat itu menjadi tim yang cukup terpandang berkat kehadiran sejumlah pemain berbakat seperti Raymond Kopa, Jean Vincent dan Just Fontaine.

FK Partizan

35 tahun sebelum Red Star Belgrade mengharumkan nama negara Yugoslavia dengan menjadi juara Liga Champions, rival terberat mereka di kompetisi domestic sudah pernah bermain di final. Tim itu adalah FK Partizan.

Klub Yugoslavia itu berhasil mencapai babak final Liga Champions edisi 1966 dengan menatang Real Madrid.

Partizan pun sejatinya sudah menjadi juara Liga Champions hingga menit ke-70 sebelum akhirnya Real Madrid mencetak gol yang membuat Yugoslavia butuh 35 tahun lagi untuk melihat timnya menjadi juara.

Panathinaikos

Di tahun 1971, ada satu tim Yunani yang begitu mengejutkan dan sanggup bertahan hingga di final Liga Champions yaitu Panathinaikos. Sayangnya di edisi itu, Panathinaikos harus bertemu Ajax Amsterdam yang saat itu begitu diunggulkan untuk menjadi juara.

Ajax Amsterdam yang diperkuat oleh Johan Cruyff pun akhirnya sukses mengalahkan Panathinaikos dengan skor 2-0. Meski gagal tetap saja, Panathinaikos sempat menorehkan sejarah dengan bermain di final Liga Champions berkat tangan dingin pelatih Ferenc Puskas.