Sampai ke Psikolog, Rexy Mainaky Frustasi Ganda Putra Malaysia Tak Kunjung Akhiri Kutukan

Lebih lanjut Rexy Mainaky mengatakan bahwa BAM sendiri telah bekerja sama dengan National Sports Institute (ISN), di mana sebelumnya juga mengadopsi pendekatan melalui psikolog untuk memperkuat ketahanan mental para pemain.
Namun sayangnya, entah mengapa fenomena syndrome kalah di semifinal atau final masih berlanjut.
Rexy mengatakan bahwa nampaknya anak didiknya mudah panik, dan membuat permainan mereka akhirnya buyar di menit-menit terakhir.
“Pemain kami nampaknya mudah panik. Misalnya Aaron/Wooi Yik sudah memimpin (18-14) tetapi mereka membiarkan lawan mengejar dan saat tertinggal 1-5 di set kedua, mereka sepertinya tidak tahu bagaimana seharusnya bermain,” kata Rexy, dari Bernama.
“Haris dipikirkan mengapa mereka bisa bermain bagus di babak pertama, kedua dan perempat final tapi saat sampai semifinal, saya takt ahu apa yang ada dipikiran mereka.
“Saya pikir ini (masalah) lebih ke mental, bukan soal teknik permainan,” tukasnya.
Rexy melanjutkan bahwa anak didiknya juga harus lebih fokus membaca pertandingan dan pergerakan lawan di lapangan, selain cepat mengubah gaya bermain untuk mengatasi lawan.
“Lawan sudah bermain di net, mereka tahu orang Indonesia bisa mengembalikan smash mereka tetapi mereka masih bermain di sana, seperti tidak tahu. Mereka harus pintar, seperti smash kea rah lain atau dropshot,” jelasnya.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom